Kerang merupakan salah satu biota laut yang sering dikonsumsi oleh manusia. Kandungan logam berat yang terdapat di dalam kerang terjadi karena pergerakannya sangat lambat di dalam air dan mencari makan di dasar laut. Mengkomsumsi makanan laut seperti kerang yang mengandung logam berat menimbulkan efek negatif bagi manusia karena terjadi akumulasi logam berat di dalam tubuh. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kandungan logam berat pada daging kerang yaitu dengan perendaman di dalam air perasan jeruk nipis (Citrus autrantifolia Swingle). Digunakan air perasan jeruk nipis karena mengandung senyawa organik yang memiliki kemampuan sebagai chelator (pengikat logam).
Download Buku Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat
Download: https://urlgoal.com/2vGBDC
Amriani, 2011. Bioakumulasi logam berat timbal (pb) dan seng (zn) pada kerang darah (anadara granosal.) Dan kerang bakau (polymesoda bengalensisl.) Di perairan teluk kendari. Skripsi Sarjana S-2, Fakultas Ilmu Lingkungan Universitas Dipanegara Semarang. (online), ( , diakses 14 Desember 2014)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh air sungai yang sudah tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan karena kandungan airnya sudah tidak sehat lagi. Tercemarnya air sungai banyak yang disebabkan oleh kebiasaan buruk dan kelalaian manusia. Beberapa tahun belakangan ini air sungai sudah tak jernih lagi. Tak hanya keruh dan berwarna coklat bahkan hitam, air sungai juga kerap berbau tidak sedap. Berubahnya warna dan bau air sungai karena masuknya polutan atau zat- zat kimia, sehingga terjadi pencemaran air sungai. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat tembaga (Cu) dan kualitas air pada aliran Sungai Pampang Kelurahan Pampang Kecamatan Samarinda Utara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel air sungai dari ketiga titik aliran air Sungai Pampang bagian hulu memiliki rata-rata 0, 018 mg/L, bagian tengah memiliki rata-rata 0, 012 mg/L, dan bagian hilir memiliki rata-rata 0, 010 mg/L. Kandungan tembaga (Cu) pada ketiga titik berada di bawah Baku Mutu dan memenuhi persyaratan sebagai air bersih sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat atau pengguna perairan Sungai Pampang tentang kandungan logam berat tembaga (Cu), serta dapat menyadarkan warga dari dampak membuang limbah yang mengandung tembaga (Cu) ke lingkungan khususnya air sungai yang membuat air tidak dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 2ff7e9595c
Comments